Hal yang disesali saat ini
Setiap orang saya rasa pasti pernah memiliki rasa penyesalan terhadap sesuatu hal dan ingin kembali ke masa lalu untuk merubah atau memperbaiki sebuah kekeliruan atau kesalahan yang sudah dilakukan atau diperbuat.
"bagaimana jika dulu saya mengambil langkah atau keputusan yang berbeda? akan seperti apa ya, kehidupan saya sekarang?"
Karena kita 'sudah semestinya' tidak pernah tahu, apa yang akan terjadi di masa depan ketika kita memutuskan untuk mengambil sebuah langkah yang memiliki dua atau banyak opsi hidup.
(belum tentu pula sebenarnya langkah hidup berbeda yang tidak kita ambil akan menghasilkan sebuah keadaan masa kini yang jauh lebih baik)
Jika bicara hal apa yang saya sesali saat ini mungkin jawabannya berhubungan dengan pola atau proses yang 'membentuk' wawasan dan karakter diri, bukan suatu keputusan besar yang diambil dalam satu atau sekian waktu.
Seperti, saya lebih sering berandai-andai,
Seandainya jika dulu saya "belajar" "mengaji diri" mengikuti kata orang tua, mungkin jalan hidup saya kini agak berbeda. (mungkin atau tidak pasti)
Saya akan mendapatkan banyak pengalaman yang lebih luas seperti (semoga) mendapat beasiswa magister ke luar Indonesia.
Pengalaman seru bertemu dengan orang-orang yang berwawasan luas itu hilir mudik terus dipikiran saya. seandainya.. sendainya..
Karena hal ini sesungguhnya adalah nasib yang "katanya" dapat dirubah ketentuannya, bergantung seberapa besar niat dan usaha kita untuk bisa mencapainya.
bukan takdir yang memang benar-benar sudah digariskan oleh Tuhan.
Sehingga membuat saya untuk semakin saja larut dan merasa perlu untuk selalu menyesali atas langkah hidup yang sudah saya jalani dan dapatkan ini.
Yang seringkali saya lupa bahwa penyesalan ini tidak selalu semestinya sesuatu yang salah dan buruk.
Seringkali lupa bahwa bab penyesalan ini bisa menjadi dorongan untuk saya berbuat sesuatu yang jauh lebih baik lagi.
Seringkali lupa mengambil makna dari hal yang 'katanya' membuat saya penuh dengan sesal ini.
Barangkali jika impian saya tercapai, saya menjadi pribadi yang jauh berbeda dari saat ini.
Saya juga tidak akan memiliki pemikiran hidup yang sama seperti sekarang ini.
Karena hal ini sesungguhnya adalah nasib yang "katanya" dapat dirubah ketentuannya, bergantung seberapa besar niat dan usaha kita untuk bisa mencapainya.
bukan takdir yang memang benar-benar sudah digariskan oleh Tuhan.
Sehingga membuat saya untuk semakin saja larut dan merasa perlu untuk selalu menyesali atas langkah hidup yang sudah saya jalani dan dapatkan ini.
Yang seringkali saya lupa bahwa penyesalan ini tidak selalu semestinya sesuatu yang salah dan buruk.
Seringkali lupa bahwa bab penyesalan ini bisa menjadi dorongan untuk saya berbuat sesuatu yang jauh lebih baik lagi.
Seringkali lupa mengambil makna dari hal yang 'katanya' membuat saya penuh dengan sesal ini.
Barangkali jika impian saya tercapai, saya menjadi pribadi yang jauh berbeda dari saat ini.
Saya juga tidak akan memiliki pemikiran hidup yang sama seperti sekarang ini.
Komentar
Posting Komentar