MT. Slamet


"Pancen ndableg tenan koq kamu mbak, masih saja naik gunung, padahal kemarin aku sudah baik hati ngingetin kamu tentang stereotipe seorang perempuan ketika naik gunung."


"minggu depan libur tiga hari, enaknya kemana yha?"
Pesan pancingan irit saya kepada salah seorang teman, yang langsung mendapat sambutan hangat penuh optimisme (bahwa cuti-nya bakal di acc 😂).
"Slamet, 3428 meter"
"tertinggi di Jawa Tengah, dan kedua setelah Semeru" begitu balasnya.
Wuishh,, seakan mendapat hawa segar nan sembribit saat sedang stuck-stucknya dengan rutinitas kerja.

MT. Slamet ini adalah gunung kelima di tahun 2018 yang saya dan teman (yang "lagi-lagi" sama) daki, dua gunung di tatar Sunda, dan sisanya di tanah Jawa.
karena tanggal keberangkatan kami yang bertepatan dengan hari kedodoran saya, maka teman lebih senang menyebutnya sebagai agenda mengantar - yang kepingin ulang tahun di puncak Slamet-. 😊


Singkat cerita,

22 Desember 2018 - 22.00
Kami berangkat 22 Desember malam, menggunakan mobil sewaan (setelah diskusi panjang sepanjang jalan kenangan mengenai opsi kendaraan apa yang akan kami gunakan) dengan perhitungan kondisi cuaca yang masuk di musim penghujan, dan ndak memungkinkan untuk motoran.

Harapannya sih sampai di Bambangan 23 Desember pagi, tapi karna long weekend jadinya harus berebut jalan dengan yang lain, ditambah Laka Lantas yang membuat rentetan panjang kendaraan harus parkir ditempat, termasuk mobil (sewaan) kami.

Jalur Bambangan di purbalingga dipilih karena menjadi akses favorit yang ramai dilalui para pendaki, diibaratkan Ceremai via Apuy atau Pangrango via Cibodas.



23 Desember 2018 
13.00 
Setelah sedikit mampir-mampir untuk jajan cilok dan foto-foto di Jatilawang, akhirnya sampai jua di Bambangan, di sebuah rumah yang dijadikan basecamp opsional sebagai tempat untuk kami bersih-bersih dan ritual ishoma.

Saya pilih makan siang lebih dulu, beli bakso di perempatan jalan dekat basecamp, ngobrol panjang lebar mengenai Gunung Slamet dengan Bapak penjualnya. 
Satu pesan mendalam yang dapat si pelupa ini ingat adalah,
"Kalau naik Slamet ngomongnya yang baik-baik mbak, meski capek diusahakan jangan ngeluh"

"Njih Pak"
(yang kemudian ada saja hal yang saya keluhkan baik di perjalanan naik ataupun turun #sambatitukoentji)


16.00
Regristrasi pendakian di pos pendaftaran atau Basecamp resmi Bambangan.

Ruangan basecamp ini lumayan besar, lengkap dengan mushola dan warung makan.

Biaya pendaftaran yang dikenakan 20.000,- per orang, dan wajib menyertakan surat keterangan sehat dari dokter atau membuat surat pernyataan bermaterai yang diwakilkan oleh satu orang per-timnya.
"upaya untuk meminimalisir adanya peristiwa atau kecelakaan para pendaki yang disebabkan faktor kesehatan" 








 



 




 


Komentar

  1. numpang promote ya min ^^
    Bosan tidak tahu mau mengerjakan apa pada saat santai, ayo segera uji keberuntungan kalian
    hanya di D*E*W*A*P*K
    dengan hanya minimal deposit 10.000 kalian bisa memenangkan uang jutaan rupiah
    dapatkan juga bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% :)

    BalasHapus

Posting Komentar